Minggu, 04 Januari 2009

Konsep Diri


SEKILAS TENTANG KONSEP DIRI

Oleh: Dyah Permatasari M2A 005 022


        1. Definisi Konsep Diri

Konsep diri adalah pengetahuan individu tentang diri (Wigfield & Karpathian, 1991, dalam Buku Ajar Fundamental Keperawatan, 2005, h.498). Konsep diri adalah citra subjektif dari diri dan pencampuran yang kompleks dari perasaan, sikap dan persepsi bawah sadar maupun sadar. Konsep diri memberikan kerangka acuan yang mempengaruhi manajeman individu terhadap situasi dan hubungan individu dengan orang lain. Masa remaja adalah waktu yang krisis ketika banyak hal secara kontinu mempengaruhi konsep diri (dalam Buku Ajar Fundamental Keperawatan, h.498).

Konsep diri dapat didefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya. Seseorang dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika ia meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Orang dengan konsep diri negatif akan cenderung bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih sebagai halangan. Orang dengan konsep diri negatif, akan mudah menyerah sebelum berperang dan jika gagal, akan ada dua pihak yang disalahkan, entah itu menyalahkan diri sendiri (secara negatif) atau menyalahkan orang lain.

Sebaliknya seseorang dengan konsep diri yang positif akan terlihat lebih optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialaminya. Kegagalan bukan dipandang sebagai kematian, namun lebih menjadikannya sebagai penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah ke depan. Orang dengan konsep diri yang positif akan mampu menghargai dirinya dan melihat hal-hal yang positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang akan datang (dalam http://www.e-psikologi.com, diambil pada tanggal 20 Mei 2008).


        1. Pembentukkan Konsep Diri

Konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan seorang manusia dari kecil hingga dewasa. Lingkungan, pengalaman dan pola asuh orang tua turut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap konsep diri yang terbentuk. Sikap atau respon orang tua dan lingkungan akan menjadi bahan informasi bagi anak untuk menilai siapa dirinya. Oleh sebab itu, seringkali anak-anak yang tumbuh dan dibesarkan dalam pola asuh yang keliru dan negatif, atau pun lingkungan yang kurang mendukung, cenderung mempunyai konsep diri yang negatif. Hal ini disebabkan sikap orang tua yang misalnya : suka memukul, mengabaikan, kurang memperhatikan, melecehkan, menghina, bersikap tidak adil, tidak pernah memuji, suka marah-marah, dsb - dianggap sebagai hukuman akibat kekurangan, kesalahan atau pun kebodohan dirinya. Jadi anak menilai dirinya berdasarkan apa yang dia alami dan dapatkan dari lingkungan. Jika lingkungan memberikan sikap yang baik dan positif, maka anak akan merasa dirinya cukup berharga sehingga tumbuhlah konsep diri yang positif.

Konsep diri ini mempunyai sifat yang dinamis, artinya tidak luput dari perubahan. Ada aspek-aspek yang bisa bertahan dalam jangka waktu tertentu, namun ada pula yang mudah sekali berubah sesuai dengan situasi sesaat. Misalnya, seorang merasa dirinya pandai dan selalu berhasil mendapatkan nilai baik, namun suatu ketika dia mendapat angka merah. Bisa saja saat itu ia jadi merasa “bodoh”, namun karena dasar keyakinannya yang positif, ia berusaha memperbaiki nilai (dalam http://www.e-psikologi.com, diambil pada tanggal 20 Mei 2008).

Konsep diri adalah representasi fisik seorang individu, pusat inti dari ”Aku” di mana semua persepsi dan pengalaman terorganisasi. Konsep diri adalah kombinasi dinamis yang dibentuk selama bertahun-tahun dan didasarkan pada hal berikut:

  1. Reaksi orang lain terhadap tubuh seseorang.

  2. Persepsi berkelanjutan tentang reaksi orang lain terhadap diri.

  3. Hubungan dengan diri dan orang lain.

  4. Struktur kepribadian.

  5. Persepsi terhadap stimulus yang mempunyai dampak pada diri.

  6. Pengalaman baru atau sebelumnya.

  7. Perasaan saat ini tentang fisik, emosional, dan sosial diri.

  8. Harapan tentang diri (dalam Buku Ajar Fundamental Keperawatan, h.498).


        1. Komponen Konsep Diri

  1. Identitas

Identitas mencakup rasa internal tentang individualitas, keutuhan, dan konsistensi dari seseorang sepanjang waktu dan dalam berbagai situasi(dalam Buku Ajar Fundamental Keperawatan, h.500).

  1. Citra tubuh

Body image/citra tubuh membentuk persepsi seseorang tentang tubuh, baik secara internal maupun eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan sikap yang ditujukan pada tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh pandangan pripadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik dan oleh persepsi dari pandangan orang lain (dalam Buku Ajar Fundamental Keperawatan, h.500).

  1. Harga diri

Harga diri atau rasa kita tentang nilai-diri: rasa ini adalah suatu evaluasi di mana seseorang membuat atau mempertahankan diri (dalam Buku Ajar Fundamental Keperawatan, h.500).

Harga diri mengandung arti suatu hasil penilaian individu terhadap dirinya yang diungkapkan dalam sikap–sikap yang dapat bersifat positif dan negatif (dalam http://www.e-psikologi.com, diambil pada tanggal 20 Mei 2008).


  1. Peran

Peran mencakup harapan atau standar perilaku yang telah diterima oleh keluarga, komunitas, dan kultur (dalam Buku Ajar Fundamental Keperawatan, h.501).



Daftar Pustaka

Potter, P.A., Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

http://www.e-psikologi.com


1 komentar:

  1. Casino Tycoon (Mapyro) - Mapyro
    Casino Tycoon is a high-quality online 포천 출장마사지 casino game for iOS and Android with free spins and a maximum win of $5000. Casino 전주 출장샵 Tycoon 사천 출장마사지 is 경상남도 출장샵 a game 전주 출장마사지 on the iPhone/iPad,

    BalasHapus